Penulis : Administrator
Tanggal Posting : 04 Nov 2019 08:00 Wib | Dibaca : 2888 | Kategori : Artikel
Gambar 1. Pemetikan (Dokumentasi pribadi)
Tanaman teh merupakan jenis tanaman yang dipanen bagian vegetatifnya. Oleh karena itu, sangat penting menjaga kondisi tanaman agar produksi pucuknya berkelanjutan. Kegiatan pemetikan pucuk teh tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Pemetikan harus sesuai berdasarkan syarat dan ketentuan yang berlaku. Tidak hanya menjaga kuantitas namun juga menjaga kualitas hasil petikan agar menghasilkan produk teh yang berkualitas tinggi.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi produksi pucuk, antara lain, tenaga kerja, luas lahan, dan pemupukan. Namun, tenaga kerja memiliki peranan yang sangat penting sebagai pelaksana kegiatan produksi. Jumlah dan peranan tenaga kerja menjadi penentu utama pada mutu dan kuantitas hasil petikan. Profesi pemetik teh bukan profesi yang sembarangan, hanya tenaga terlatih dan berpengalamanlah yang dapat menjadi pemetik teh.
Salah satu tantangan dalam menangani pemetik teh adalah adanya pemetik yang ceroboh, sehingga pucuk tercecer di jalanan. Ceceran pucuk tesebut disebabkan oleh kegiatan pemindahan pucuk dari bantalan gunting ke kolanding, dan dari kolanding ke waring atau wadah pucuk juga pada saat kegiatan penimbangan pucuk. Berdasarkan hasil pengamatan saat praktek kerja lapangan (PKL) di PPTK Gambung, diperoleh nilai rata-rata kehilangan pucuk sebesar 0,6% dari 9 mandor petik.
Banyak yang menyepelekan ceceran tersebut, karena berasumsi bahwa nilai kehilangannya sangatlah sedikit. Namun, pada kenyataannya, ceceran tersebut apabila dijumlahkan per tahun akan menimbulkan kerugian kurang lebih 100 juta rupiah. Pengambilan data dilakukan pada saat musim kemarau yang berarti produksi lebih sedikit dibandingkan dengan musim penghujan. Berdasarkan hasil wawancara, pemetik mengemukakan bahwa saat musim penghujan jumlah ceceran lebih banyak dibandingkan dengan musim kemarau. Sehingga kerugian akibat ceceran tersebut bisa saja lebih tinggi jika dibandingkan saat musim kemarau.
Oleh karena itu, untuk menghindari kerugian yang lebih besar maka diperlukan kontrol yang lebih ketat lagi oleh mandor. Selain itu, dapat juga dilakukan modifikasi alat-alat penunjang seperti kolanding dengan sayap, bantalan gunting yang lebih besar, penambahan jumlah waring, dan pemasangan terpal saat proses penimbangan. Tentu saja perbaikan ini dapat terlaksana jika seluruh lapisan karyawan bekerjasama dan berkoordinasi.
Disusun oleh :
Indah Yustika Putri (Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung )
Adhi Irianto Mastur, S.P. (Peneliti Agronomi Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung)
Tanggal :
10 Sep 2020 08:51:25 Wib
Salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia adalah anemia defisiensi gizi. Defisiensi besi ini dapat disebabkan oleh asupan dan serapan yang kurang, seperti kebiasaan mengkonsumsi zat yang dapat menghambat penyerapan zat gizi seperti minum teh pada saat makan. Hambatan penyerapan ini disebabkan oleh polifenol yang terkandung didalam teh, terutama tanin (Besral et al., 2007). Meskipun teh diketahui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, tetapi teh juga diketahui dapat menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi pada waktu yang salah, seperti pada saat makan atau dalam satu jam setelah makan. Kebiasaan inilah yang menjadi penyebab terjadinya anemia defisiensi besi (Almatsier, 2009).
Tanggal :
03 Aug 2020 09:05:00 Wib
Drone merupakan salah satu teknologi canggih berupa kendaraan udara. Bentuknya menyerupai pesawat terbang atau helikopter yang dapat dioperasikan tanpa dikendarai oleh awak atau pilot. Menurut Dadang (2019), drone merupakan teknologi dengan berbagai kelebihan, diantaranya (1) efisiensi dalam biaya operasi, (2) efisiensi dalam penggunaan air, (3) efisiensi dalam waktu, (4) efisiensi dalam tenaga kerjs, dan (5) rendahnya drift (dalam kondisi tertentu). Menurut Irawaty., et al (2017), drone sudah mulai dikembangkan untuk mendeteksi keadaan dan kesuburan tanah serta pendeteksian kesehatan tanaman. Sehingga drone juga dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan pupuk tanaman.
Tanggal :
13 Jul 2020 14:13:02 Wib
Degradasi lahan di Indonesia umumnya disebabkan oleh erosi air hujan. Erosi dapat menjadi masalah serius bagi perkebunan teh, hal ini disebabkan karena jika laju erosi pada lahan perkebunan teh besar dapat menyebabkan hilangnya partikel-partikel tanah pada top soil dan menyebabkan terjadinya kehilangan unsur hara pada lapisan atas tanah yang disebabkan oleh pencucian yang berasal dari terjadinya erosi.
Tanggal :
29 Jun 2020 11:13:04 Wib
Teh (Camelia sinensis) merupakan bahan minuman dibuat dari pucuk muda daun teh yang telah mengalami proses pengolahan tertentu seperti pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis dan pengeringan. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara dan Selatan, namun sekarang telah dikembangkan di seluruh dunia, di daerah tropis maupun subtropis. Teh bermanfaat memberi rasa segar, dapat memulihkan kesehatan badan. Khasiat yang dimiliki oleh minuman teh tersebut berasal dari kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun teh. Kandungan senyawa kimia dalam daun teh dapat digolongkan menjadi 4 kelompok besar yaitu golongan fenol, golongan bukan fenol, golongan aromatis dan enzim.
Tanggal :
15 Jun 2020 09:26:44 Wib
Pada usia berapa anda mengetahui fakta bahwa tanaman teh dapat tumbuh menjadi pohon setinggi 15 meter, padahal yang kita lihat selama ini tanaman tersebut hanya tumbuh hingga setinggi pinggang orang dewasa? Jawabannya ada pada pemangkasan. Proses ini merupakan upaya untuk menghasilkan bidang petik yang rendah sehingga mempermudah dalam pemetikan serta dapat menghasilkan pucuk teh dalam jumlah banyak. BPPP (2005) mengemukakan bahwa pemangkasan merupakan tindakan membuang sebagian dari bagian tanaman untuk menumbuhkan dan merangsang pembungaan dan pembuahan ke arah yang dikehendaki.